KKP Apresiasi Polda Lampung Ungkap Penyelundupan Baby Lobster
LAMPUNG –
Keberhasilan Ditpolairud Polda Lampung dalam mengungkap penyelundupan
benih bening lobster (BBL) atau baby lobster mendapat apresiasi tinggi
dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kepala
Satwas PSDKP Pesawaran, Emy Rimadhani, memuji langkah cepat yang
diambil aparat untuk melindungi sumber daya laut Indonesia.
“Kami
sangat mengapresiasi upaya Ditpolairud Polda Lampung dalam menggagalkan
penyelundupan baby lobster ini. Tindakan cepat ini merupakan bukti
komitmen kuat dalam menjaga kelestarian laut kita,” ujar Emy.
Ia
juga menambahkan bahwa keberhasilan ini menegaskan pentingnya sinergi
antara aparat penegak hukum dan instansi terkait dalam melindungi
ekosistem laut.
"Kami di Satwas PSDKP selalu siap bekerja sama
dengan Ditpolairud untuk memberantas penyelundupan yang merusak
kelangsungan perikanan Indonesia,” lanjutnya.
Emy juga mengimbau
kepada masyarakat, khususnya nelayan, agar tidak terlibat dalam
perdagangan ilegal yang mengancam kelestarian laut dan perikanan
nasional.
"Mari kita bersama-sama menjaga ekosistem laut ini demi masa depan generasi mendatang," tutup Emy.
Pengungkapan Kasus Penyelundupan
Pengungkapan
kasus ini terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024, di Dusun VI, Desa Bumi
Kencana, Kecamatan Seputih Agung, Lampung Tengah.
Dalam operasi
yang dilakukan oleh Ditpolairud Polda Lampung, sebanyak 149.400 ekor
baby lobster berhasil diamankan, dengan estimasi nilai kerugian negara
yang berhasil diselamatkan mencapai Rp 37,3 miliar.
Dirpolairud
Polda Lampung, Kombes Pol Boby Pa’ludin Tambunan, menjelaskan bahwa
operasi ini berawal dari informasi yang diterima pihaknya pada 3 Oktober
2024.
Informasi tersebut mengungkap adanya rencana pengiriman baby lobster tanpa izin dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera.
"Kami
bergerak cepat setelah menerima informasi tersebut, dan berhasil
menggagalkan upaya penyelundupan ini. Keberhasilan ini menunjukkan
komitmen kuat kami dalam memberantas perdagangan ilegal yang merusak
ekosistem laut," ujar Kombes Boby.
(red)